Banyak orang yang resah menentukan jenis perjuangan atau mencari wangsit bisnis yang bakal dilakoni. Namun siapa sangka wangsit bisnis sanggup tiba dari hobi sederhana.
Adalah Selvia, gadis belia yang kini menjalankan bisnisnya sendiri yang diberi nama Buku Unik. Idenya tergolong sederhana namun punya efek besar.
Dimulai dengan menciptakan sampul buku catatan yang biasa digunakannya selama kuliah. Kreasi buku catatan dengan sampul yang unik ini memikat teman-teman kuliahnya.
Tak sekedar minta dibuatkan cuma-cuma, tak jarang bahkan ada yang sengaja memesan dan rela membayar sejumlah rupiah semoga dibuatkan buku catatan dengan sampul yang unik.
Menariknya, materi baku menciptakan buku catatan dengan sampul unik ini bukanlah barang mahal yang sulit didapat. Justru Selvia memanfaatkan majalah-majalah bekas yang seringkali hanya menumpuk begitu saja setelah tidak dibaca.
"Dulu awal buat masih kuliah modal kan belum ada nah di rumah ada majalah diambil dijadiin sampul untuk digunakan sendiri buat sendiri di kamar, terus sahabat lihat reaksinya nyata mau dong dibuatkan juga sanggup nggak hasilnya ada mulai dari situ ada orderan, sempat di stop sebab keteteran" ujar Selvia, kepadadetikFinance, di booth miliknya pada festival INACRAFT 2016, di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (23/4/2016).
Dengan modal Rp 500 ribu di tahun 2008, ia mulai membuatkan perjuangan miliknya. Ia mulai menjual barangnya dari forum-forum sampai website. Bisnisnya kian berkembang karna menerima pinjaman dari suami tercinta yang seorang web developer.
"Waktu itu masih calon suami sih. Dia modalin Rp 500 ribu lah tahun 2008 untuk beli kertas. Belum ada mesin-mesin gitu masih standar juga lah coba jualannya lewat forum-forum, kaya kaskus jadi mesti up, up terus. Kebetulan suami web developer jadi saya dibikinkan website jualannya lebih lezat di situ, kemudian diliput stasiun Tv gres dari situ mulai booming," lanjut Selvia.
setelah itu ia mulai mengikuti festival sembari mengumpulkan modal untuk membeli mesin pembuatnotebook-notebook unik ini, sampai saat ini sudah mempunyai 10 orang karyawan dan kantor sendiri.
"setelah booming itu dari masih rumahan masih sendiri coba ikut festival skala kecil, bazaar, ngumpulin modal beli mesin sendiri mesin jilid mesin laminating kini sudah punya. Dari rumahan kini sudah punya ruko. Makara ada step by step-nya sih karyawan sudah 10 orang," tutur perempuan yang pernah kuliah di jurusan travel tersebut.
Ia memasarkan barang dagangannya saat ini selain melalui online ia juga mensuplai notebook unik ini ke beberapa toko buku ternama di Jakarta.
"Penjualan online masih, kita masukin ke bookstore juga ibarat books and beyond ada beberapa toko buku suplai kesana ada beberapa reseller juga," ungkapnya.
Saat ini usahanya ini sudah beromzet di kisaran Rp 50-80 juta/bulan dengan harga Rp 60-129 ribu. Ia mengaku tantangan yang dihadapi saat ini yakni buku-buku digital.
"Penjualan up and down tahun ini rada nggak cantik tapi masih okelah. Omzet sebulan bila lagi rendah Rp 50 juta bila lagi tinggi Rp 80-90 juta. Kalau tantangan trennya kali ya sebab buku apa-apa digital jadi berusaha menyaingi semoga tetap masih mau pakai buku. Bedalah nulis dengan ketik-ketik, jadi kita ingin tetap ada budaya itu taktik kita berikan wangsit oh buku ini sanggup untuk ini lho saya kan hobi travel bila travel kan sanggup untuk jurnal-jurnalnya tiketnya di tempel-tempel gitu jadi kita kasih wangsit aja kan mereka kadang nggaktahu bukunya untuk apa," tuturnya.
Sumber : http://finance.detik.com
Adalah Selvia, gadis belia yang kini menjalankan bisnisnya sendiri yang diberi nama Buku Unik. Idenya tergolong sederhana namun punya efek besar.
Dimulai dengan menciptakan sampul buku catatan yang biasa digunakannya selama kuliah. Kreasi buku catatan dengan sampul yang unik ini memikat teman-teman kuliahnya.
Tak sekedar minta dibuatkan cuma-cuma, tak jarang bahkan ada yang sengaja memesan dan rela membayar sejumlah rupiah semoga dibuatkan buku catatan dengan sampul yang unik.
Menariknya, materi baku menciptakan buku catatan dengan sampul unik ini bukanlah barang mahal yang sulit didapat. Justru Selvia memanfaatkan majalah-majalah bekas yang seringkali hanya menumpuk begitu saja setelah tidak dibaca.
"Dulu awal buat masih kuliah modal kan belum ada nah di rumah ada majalah diambil dijadiin sampul untuk digunakan sendiri buat sendiri di kamar, terus sahabat lihat reaksinya nyata mau dong dibuatkan juga sanggup nggak hasilnya ada mulai dari situ ada orderan, sempat di stop sebab keteteran" ujar Selvia, kepadadetikFinance, di booth miliknya pada festival INACRAFT 2016, di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (23/4/2016).
Dengan modal Rp 500 ribu di tahun 2008, ia mulai membuatkan perjuangan miliknya. Ia mulai menjual barangnya dari forum-forum sampai website. Bisnisnya kian berkembang karna menerima pinjaman dari suami tercinta yang seorang web developer.
"Waktu itu masih calon suami sih. Dia modalin Rp 500 ribu lah tahun 2008 untuk beli kertas. Belum ada mesin-mesin gitu masih standar juga lah coba jualannya lewat forum-forum, kaya kaskus jadi mesti up, up terus. Kebetulan suami web developer jadi saya dibikinkan website jualannya lebih lezat di situ, kemudian diliput stasiun Tv gres dari situ mulai booming," lanjut Selvia.
setelah itu ia mulai mengikuti festival sembari mengumpulkan modal untuk membeli mesin pembuatnotebook-notebook unik ini, sampai saat ini sudah mempunyai 10 orang karyawan dan kantor sendiri.
"setelah booming itu dari masih rumahan masih sendiri coba ikut festival skala kecil, bazaar, ngumpulin modal beli mesin sendiri mesin jilid mesin laminating kini sudah punya. Dari rumahan kini sudah punya ruko. Makara ada step by step-nya sih karyawan sudah 10 orang," tutur perempuan yang pernah kuliah di jurusan travel tersebut.
Ia memasarkan barang dagangannya saat ini selain melalui online ia juga mensuplai notebook unik ini ke beberapa toko buku ternama di Jakarta.
"Penjualan online masih, kita masukin ke bookstore juga ibarat books and beyond ada beberapa toko buku suplai kesana ada beberapa reseller juga," ungkapnya.
Saat ini usahanya ini sudah beromzet di kisaran Rp 50-80 juta/bulan dengan harga Rp 60-129 ribu. Ia mengaku tantangan yang dihadapi saat ini yakni buku-buku digital.
"Penjualan up and down tahun ini rada nggak cantik tapi masih okelah. Omzet sebulan bila lagi rendah Rp 50 juta bila lagi tinggi Rp 80-90 juta. Kalau tantangan trennya kali ya sebab buku apa-apa digital jadi berusaha menyaingi semoga tetap masih mau pakai buku. Bedalah nulis dengan ketik-ketik, jadi kita ingin tetap ada budaya itu taktik kita berikan wangsit oh buku ini sanggup untuk ini lho saya kan hobi travel bila travel kan sanggup untuk jurnal-jurnalnya tiketnya di tempel-tempel gitu jadi kita kasih wangsit aja kan mereka kadang nggaktahu bukunya untuk apa," tuturnya.
Sumber : http://finance.detik.com
0 Response to "Berawal Dari Hobi Perempuan Ini Meraup Omzet 50 Juta Perbulan"